Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2007

JENUH

Kejenuhanku memuncak Pada ubun-ubun Hingga otak tak mampu bergerak Dan semua keluh terlontar Pada satu titik kesal Kejenuhanku memuncak Bagai onggok tanah yang membukit Kering tak bergeming Dan anginpun enggan tuk bergabung Kejenuhanku memuncak Pada batas limit Sampai tak mampu kugapai Sebuah angan dibundaran Kejenuhanku memuncak

PAGI INI MENTARI ENGGAN TERSENYUM

Pagi ini mentari enggan tersenyum Mega Hitam kembali selimuti angkasa Dan rintik hujan kembali basahi pucuk dedaunan Perlahan tapi pasti Rintik membentuk sekelompok gundah Akankah Jakarta kembali menangis Akankah ribuan ummat kembali meratap Pagi ini mentari enggan tersenyum Sekelompok angin bernyanyi sendu Seakan membisikkan seonggok ujar Akan datang selaksa air mata Yang kan menyapu seisi kota Tanpa permisi pada manusia yang serakah Pagi ini mentari enggan tersenyum

JADILAH SAHABAT ALAM ANAKKU

Anakku Arjuna Duta Persada Tanganmu yang mungil lembut menyentuh wajahku Sontak ku terjaga dan pandang wajahmu Yang polos dan sesekali tersenyum dalam tidur Berulang kali kau sentuh wajahku Dan berulangkali pula aku terbangun dari tidurku Anakku Arjuna Duta Persada Jangan pernah marah pada alam Walau alam tak selalu ramah Tidurlah anakku sayang... Jangan terusik dengan kerasnya alam... Bersahabatlah dengan alam... Semoga... kelak jika engkau dewasa... Kerasnya alam kan menjadi sahabatmu Musuhmu bukan alam anakku... Musuhmu adalah perusak alam Lawanlah mereka... Ajaklah alam bercanda denganmu Hingga alam letih dan tak kuasa lagi Menghancurkan segala yang dimiliki saudaramu Jadilah sahabat alam anakku Maka engkau kan mampu kuasai dunia